| Status | : | FINAL |
| ISBN | : | - |
| Halaman | : | 107 |
| Download | : | 5 |
Pameran Tokoh Penyuluh Kesadaran
Pengantar Kuratorial Ilmuwan dan Lukisan oleh Tim Kurator
Konsep Galeri Potret Nasional sebagai bentuk penghormatan tokoh merupakan praktik yang
dijalankan di banyak negara. Di Nusantara akar tradisi juga ada, seperti praktik padarman dengan pembangunan candi. Tradisi penghormatan visual ini kemudian berevolusi menjadi monumen modern seperti Taman Makam Pahlawan. Namun, pahlawan nasional yang diangkat selama ini terkesan didominasi oleh pejuang yang berkaitan dengan perlawanan bersenjata. Untuk mengimbangi narasi tersebut, perlu adanya penghormatan terhadap tokoh ilmuwan. Salah satu upayanya melalui pameran potret. Hal ini merupakan bentuk padarman modern untuk mengapresiasi kontribusi pemikiran dan ilmu pengetahuan bagi peradaban.
Rumphius, yang lahir di Jerman dan menghabiskan waktunya sebagai pedagang VOC hingga meninggal di Ambon, Hindia Belanda, pada abad ke-17, adalah tipikal ilmuwan yang terilhami masa Renaisans. Ia menjelajah Nusantara sebagai penyuluh kesadaran awal, fajar pengetahuan di daerah khatulistiwa ini.
Rumphius merekam dan mencatat dengan teratur serta cermat keragaman flora Maluku beserta ilustrasi visualnya, sebagai harta pengetahuan yang tersingkap.
Medan penelitian yang sulit dan kondisi kesehatannya yang menurun melahirkan drama yang menyertai proses penelitiannya. Kondisi kesehatan mata Rumphius yang memburuk dan berujung pada kebutaan memperlambat proses penelitian. Ia terpaksa menuliskan kembali naskah bukunya dalam bahasa Belanda (sebelumnya menggunakan bahasa Latin) sesuai kemampuan berbahasa asistennya. Gempa bumi dan tsunami di Ambon tahun 1674 menewaskan istri dan putrinya, sementara kebakaran besar Kota Ambon tahun 1687—termasuk perpustakaan pribadinya—menghilangkan sebagian besar naskah buku yang sedang ditulis. Naskah karya akbarnya, Herbarium Amboinense, ikut karam bersama kapal pengangkutnya sehingga ia harus menulis ulang buku tersebut.
Drama tidak berhenti di sini. Karyanya, Herbarium Amboinense, yang mengungkap kekayaan rempah Maluku, dilarang diterbitkan oleh Heren XVII (pengendali VOC) dengan alasan mengganggu perdagangan. Praktis, hasil jerih payah Rumphius baru diterbitkan empat puluh tahun setelah kematiannya. Koleksi dan himpunan penelitiannya menginspirasi Linnaeus dalam menyusun taksonomi tumbuhan. Kebiasaannya mengoleksi barang-barang langka dalam Cabinet of Curiosities (Kotak Keajaiban) juga menginspirasi gerakan seni avant-garde Marcel Duchamp dengan found object art hingga Joseph Cornell pada abad ke-20 dalam dunia post-war art.
lmu Pengetahuan