
Siaran Pers
Webinar
“Peran Sains dan Teknologi dalam Mendukung Transformasi Strategi Pembangunan Nasional Menuju Indonesia Emas 2045“
Jakarta, 17 Agustus 2025.
Bagaimana sains dan teknologi mampu menjadi penggerak utama pembangunan menuju visi Indonesia Emas 2045? Pertanyaan besar ini menjadi fokus webinar nasional bertajuk “Peran Sains dan Teknologi dalam Mendukung Transformasi Strategi Pembangunan Nasional Menuju Indonesia Emas 2045” yang diselenggarakan oleh Komisi Ilmu Sosial - Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (KIS-AIPI) berkolaborasi dengan Badan Keahlian (BK) DPR RI pada Kamis, 20 Agustus 2025 | 13.00-16.00 WIB, secara daring.
Perhelatan Webinar Nasional ini terbuka bagi: akademisi dan peneliti; pejabat pemerintah pusat dan daerah; pelaku industri dan asosiasi; mahasiswa dan para profesional; organisasi sipil dan media; dan dapat diikuti pula oleh pemerhati kebijakan publik serta masyarakat umum lainnya. Acara webinar dapat diikuti melalui Aplikasi Zoom dengan tautan https://s.id/WebinarSainsTeknologi, atau Meeting ID: 830 4402 9642 dan Passcode: KIS_AIPI; dan ditayangkan pula melalui saluran YouTube di https://s.id/YTWebinarSainsTeknologi.
Indonesia tengah memasuki fase penting transformasi pembangunan nasional. Visi Indonesia Emas 2045 menargetkan negara ini menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia dengan pembangunan berkelanjutan, kemandirian teknologi, dan sumber daya manusia unggul. Untuk mencapai cita-cita tersebut, inovasi berbasis sains dan teknologi tidak hanya menjadi penopang, tetapi juga akselerator strategi pembangunan nasional.
Acara ini menghadirkan para pakar, akademisi, praktisi, dan pemangku kebijakan yang akan membedah isu-isu strategis, mulai dari: pondasi pokok yang menjadi syarat agar Indonesia bisa mencapai target negara berpendapatan tinggi; pentingnya industrialisasi berbasis sains, teknologi dan keberlanjutan sebagai strategi utama transformasi ekonomi nasional; faktor utama yang harus dicermati agar kita tidak terjebak dalam negara berpendapatan kelas menengah; pentingnya sains dan teknologi untuk penunjang proses industrialisasi, signifikansi peran sains dan teknologi dalam mendukung produktivitas dan daya saing perekonomian; kendala yang menghambat perusahaan melakukan investasi lebih masif; dan peran kekuatan politik membawa Indonesia keluar dari jebakan negara berpendapatan nenengah.
Penanggungjawab Webinar (PIC) ini adalah Anggota KIS AIPI, Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro, Ph.D., Dean & CEO Asian Development Bank Institute, di Tokyo, yang akan bertindak pemantik diskusi. Bambang akan menguraikan pokok-pokok fondasi penting yang perlu diperkuat Indonesia agar bisa mencapai target sebagai negara berpendapatan tinggi pada 2045; dan argumentasi industrialisasi berbasis sains, teknologi, dan keberlanjutan yang dianggap sebagai strategi utama untuk transformasi ekonomi nasional. Menteri Keuangan RI 2014-2016, dan Menteri Perencanaan Nasional/Kepala Bappenas 2016-2019, serta Menristek/Kepala BRIN 2019-2021 ini juga akan membeberkan peluang dan tantangan terbesar yang harus diantisipasi Indonesia dalam memanfaatkan bonus demografi dan kemajuan teknologi menuju visi Indonesia Emas.
Narasumber Pertama yang akan dihadirkan adalah Prof. Dr. Ir. Rachmat Pambudy, M.S. – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas RI, akan memaparkan langkah-langkah utama dalam RPJP 2025-2045 agar Indonesia bisa keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah, pentingnya sektor manufaktur harus dikembangkan sehingga proses industrialisasi bisa menjadi pendukung Indonesia menuju ekonomi berpendapatan tinggi, dan peran penting sains dan teknologi untuk menunjang proses industrialisasi. Narasumber Kedua adalah Prof. Brian Yuliarto, S.T., M. Eng., Ph. D. – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI yang akan mengupas kapasitas para peneliti Indonesia dalam mengembangkan sains dan teknologi untuk mendorong percepatan industrialisasi; tingkat kesiapan ekosistem sains dan teknologi mendukung hilirisasi untuk penguatan daya saing produk Indonesia, dan strategi prioritas untuk peningkatan rasio pengeluaran R&D terhadap produk domestic bruto (PDB).
Narasumber ketiga adalah Menteri Perindustrian RI, Dr. Agus Gumiwang Kartasasmita, yang akan mengupas strategi industrialisasi Indonesia, ditengah pandangan teknologi industry Indonesia masih tergolong bernilai tambah rendah – menurut Indeks Hausmann, dan upaya untuk mendorong perusahaan swasta berinvestasi lebih tinggi pada kegiatan R&D melalui pemanfaatan fasilitas super tax deduction. Seanjutnya narasumber keempat adalah dari kalangan akademisi, Kepala LPEM FEB UI, Dr. Chaikal Nuryakin, akan menyampaikan telaah kritis PRJP 2025-2045, analisis kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB yang menurun, dan signifikansi peran sains dan teknologi dalam mendukung produktifitas dan daya saing bangsa.
Narasumber dari kalangan swasta adalah Bernadette Ruth Irawati Setiady, Presiden Direktur Kalbe Farma, akan mempresentasikan motivasi grup usaha Kalbe Farma yang melakukan investasi R&D cukup besar dalam pengembangan produk, pengaruh investasi R&D terhadap daya saiang produk dan kinerja keuangan perusahaan, serta membeberkan kendalan dalam melakukan invetasi R&D di Indonesia. Narasumber keenam dari kalangan legislasi, Dr. H. Mukhamad Misbakhum, S.E., M.H., Ketua komisi XI DPR RI, akan memaparkan pentingnya kekuatan politik dalam menjaga konsistensi terhadap pelaksanaan RPJP 2025-2045, terutama dari ancaman jebakan negara berpenghasilan menengah, dan pandangan kalangan legistatif terhadap arah perkembangan ekonomi bangsa, serta kemandirian teknologi dalam proses pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Seluruh rangkaian webinar akan dimoderatori oleh Prof. Dewi Fortuna Anwar, Ph.D., anggota KIS AIPI, dan dibuka oleh Ketua AIPI, Prof. Dr. Daniel Murdiyarso, dan dilanjutkan dengan kata Sambutan Dr. Lidya Suryani Widayati, SH., MH., Plt Kepala Badan Keahlinan DPR RI. Sedangkan Prof. Syarif Hidayat, Ketua Komisi Ilmu Sosial AIPI, menyampakan rangkuman sementara hasil Webinar.
Webinar nasional ini bertujuan untuk menggali peran kritikal sains dan teknologi dalam proses transformasi strategi pembangunan nasional menuju Indonesia Emas 2045. Selanjutnya mengulik persoalan integrasi antara perencanaan pembangunan, pengembangan R&D, dan industrialisasi nasional; dan pada akhirnya akan membuahkan masukan dan rekomendasi kebijakan berbasis bukti (evidence-based policy) untuk penguatan sainstek nasional. Luaran kegiatan ini antara lain rekomendasi kebijakan dalam bentuk policy brief, dokumentasi video dan naskah diskusi, materi paparan narasumber terkompilasi, dan kontribusi buku KIS-AIPI bertemakan “Peran Sains dan Teknologi dalam Mendukung Transformasi Strategi Pembangunan Nasional Menuju Indonesia Emas 2045”.
Indonesia saat ini berada pada titik strategis dalam sejarah pembangunan nasional. Dengan bonus demografi yang tengah berlangsung dan ambisi untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah, strategi pembangunan menuju Indonesia Emas 2045 harus bertumpu pada transformasi struktural yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi. Salah satu fondasi utama dari transformasi ini adalah pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) secara sistemik dan terintegrasi dalam seluruh aspek pembangunan nasional.
Sayangnya, data menunjukkan bahwa kontribusi IPTEK di Indonesia masih belum optimal. Salah satu indikator utama adalah rendahnya investasi negara dalam kegiatan riset dan pengembangan (R&D). Data dari World Bank (2025), menunjukkan investasi Indonesia dalam R&D hanya sebesar 0,28% dari Produk Domestik Bruto (PDB), sangat jauh di bawah rata-rata dunia (2,67%) maupun negara-negara tetangga seperti Malaysia (0,95%) dan Korea Selatan (5,21%).
Rendahnya alokasi anggaran untuk riset dan pengembangan turut berdampak pada kinerja inovasi nasional. Laporan Global Innovation Index 2022 yang diterbitkan oleh World Intellectual Property Organization (WIPO) menempatkan Indonesia di peringkat ke-75 dari 132 negara, masih jauh di bawah negara-negara dengan tingkat daya saing ekonomi tinggi seperti Singapura (peringkat ke-7) dan Korea Selatan (peringkat ke-6) (WIPO, 2022). Selain itu, produktivitas sektor industri Indonesia juga belum menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. World Bank (2021) mencatat bahwa pertumbuhan produktivitas tenaga kerja di sektor manufaktur Indonesia cenderung stagnan selama satu dekade terakhir dan tertinggal dari negara-negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand (World Bank, 2021).
Hal ini diperparah oleh lemahnya integrasi antara lembaga riset dan pelaku industri, serta masih terbatasnya pemanfaatan hasil riset dalam proses perumusan kebijakan publik. Padahal, integrasi antara sektor penelitian, industri, dan kebijakan merupakan prasyarat utama untuk membangun ekosistem inovasi yang kokoh dan produktif.
Indonesia juga sedang menghadapi tantangan besar lainnya, seperti urbanisasi yang cepat, tekanan perubahan iklim, serta disrupsi teknologi global. Di saat yang sama, pertumbuhan kelas menengah dan penetrasi digital memberikan peluang baru bagi transformasi ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan jika difasilitasi dengan kebijakan berbasis IPTEK.
Urgensi inilah yang melatarbelakangi penyelenggaraan rangkaian kegiatan seminar dan webinar berseri oleh KIS-AIPI pada paro waktu 2025. Tujuan utamanya adalah membangun ruang kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, akademisi, industri, dan masyarakat sipil untuk membahas bagaimana sains dan teknologi dapat dijadikan sebagai tulang punggung transformasi pembangunan nasional.
Dengan pendekatan tematik yang terstruktur, evidence-based, dan berorientasi pada rekomendasi kebijakan, rangkaian kegiatan ini diharapkan mampu berkontribusi secara nyata dalam mendukung pencapaian visi Indonesia Emas 2045 yang berdaulat, inklusif, dan berkelanjutan.
Website : aipi.or.id
Instagram : aipi_Indonesia
Tweeter : AIPI_id
Youtube : AIPI_Indonesia
Penulis Siaran Pers:
Sigit Asmara Santa
Biro Adm. Ilmu Pengetahuan, AIPI.